Dipastikan Longky Pasangan Dengan Ijal di Pilkada

Posted on Selasa, 11 Maret 2008 by Longky Djanggola

Sebentar lagi gong suksesi di Parigi Moutong segera ditabuh. Drs. H. Longky Djanggola, MSi---kini Bupati Parigi Moutong---sudah dipastikan akan bertarung dalam perhelatan tersebut. Dan sudah dapat dipastikan akan berpasangan dengan Letkol (Inf) Syamsurijal Tombolotutu, sekretaris Seskoad TNI Bandung.

Pasangan ini, dicalonkan oleh koalisi partai setempat, antara lain PPP, Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Bulan Bintang serta PDI Perjuangan. Kepastian PDI Perjuangan ini berdasarkan hasil pleno DPP PDIP, Selasa (11/3) di Jakarta.

Hasil pemantauan sejumlah kalangan di Parigi Moutong, pasangan ini memiliki dukungan yang sangat signifikan di tingkat massa rakyat. Muhammad Hamdin, direktur Yayasan Tanah Merdeka Palu pun mengatakan bahwa pasangan Longky Djanggola ini diprediksi bisa memenangkan Pilkda di Parigi Moutong.

"Berdasarkan hasil pengamatan saya, pasangan Pak Longky ini memiliki dukungan yang cukup signifikan," kata Arianto Sangadji mengutip pernyataan Hamdin.

Dukungan kepada Longky Djanggola ini bukan tanpa alasan. Data Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong mencatat, semasa kepemimpinan Bupati Longky Djanggola telah terjadi surplus beras sekitar 83 ribu ton beras dalam setahunnya.

Hal itu disampaikan Bupati Parigi Moutong di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika melakukan panen raya di daerah itu awal tahun 2007 lalu. Saat itu, panen raya dilakukan di areal persawahan seluas 49.386 hektar dengan produksi beras 134.647 ton.

Bukan hanya itu pemerintah di bawah kepemimpinan Longky Djanggola telah membantu pengadaan bibit unggul kakao untuk menyukseskan program peremajaan kakao di Parigi Moutong. Dana pengadaan bibit akan dialokasikan dalam APBD Kabupaten Parimo tahun 2006.
Bibit unggul tersebut didatangkan dari Balai Penelitian Kopi dan Kakao Jember (Jawa Timur) atau pusat pengadaan bibit kakao nasional Ladongi (Sulawesi Tenggara). Kabupaten Parimo merupakan salah satu daerah penghasil biji kakao terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah, dengan menguasai lebih 40% dari sekitar 150.000 ton produksi tiap tahun.

Ekspor biji kakao daerah ini tiap tahun berada pada kisaran 40-50 ribu ton dalam bentuk asalan. Dalam memperbaiki mutu biji, daerah ini selain meremajakan semua tanaman berusia di atas 10 tahun, juga menganjurkan petani setempat membudayakan sistem fermentasi sebab harga jualnya di pasaran dunia lebih baik ketimbang biji kakao asalan.***